Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah menjadi salah satu isu global yang paling mendesak. Banyak negara dan perusahaan energi di seluruh dunia semakin berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah proaktif guna mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Salah satu inisiatif penting dalam transisi ini adalah decarbonization atau dekarbonisasi, yang berarti mengurangi atau menghilangkan emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari aktivitas manusia, terutama dari sektor energi.
PGN Saka, anak perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN), sebagai salah satu pelaku utama dalam industri energi Indonesia, telah mengambil langkah serius dalam mengimplementasikan dekarbonisasi melalui berbagai inisiatif dan teknologi yang lebih ramah lingkungan. PGN Saka, yang berfokus pada eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, memahami bahwa masa depan energi yang berkelanjutan memerlukan transformasi sistemik dalam cara perusahaan beroperasi dan menghasilkan energi. Hal ini terutama mencakup pengurangan jejak karbon dari seluruh rantai produksi energi, mulai dari hulu hingga hilir.
Mengapa Dekarbonisasi Penting?
Dekarbonisasi sangat penting karena pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, telah menjadi penyumbang utama emisi karbon di atmosfer. Emisi ini mempercepat pemanasan global dan menyebabkan perubahan iklim yang mengancam keberlanjutan planet kita. Dengan semakin tingginya permintaan akan energi dan kebutuhan untuk mengurangi dampak negatif lingkungan, industri energi dihadapkan pada tantangan besar untuk memproduksi energi dengan emisi karbon yang lebih rendah.
Sebagai salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia, PGN Saka telah menempatkan dekarbonisasi sebagai salah satu prioritas utama dalam operasionalnya. Perusahaan ini tidak hanya berkomitmen untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi karbon, tetapi juga memainkan peran penting dalam transisi energi nasional menuju penggunaan energi yang lebih bersih.
Strategi Dekarbonisasi PGN Saka
PGN Saka memiliki beberapa strategi utama untuk mencapai dekarbonisasi di seluruh operasionalnya. Strategi ini mencakup pengurangan emisi dari aktivitas produksi dan eksplorasi, efisiensi energi, serta peningkatan penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
1. Pengurangan Emisi Operasional
Salah satu fokus utama PGN Saka dalam dekarbonisasi adalah mengurangi emisi dari aktivitas operasionalnya, terutama di sektor hulu minyak dan gas. Dalam operasionalnya, PGN Saka menggunakan teknologi dan pendekatan yang dapat meminimalkan dampak lingkungan. Salah satu contohnya adalah dengan mengurangi pembakaran gas suar (flaring), yang merupakan salah satu sumber utama emisi karbon di industri minyak dan gas.
Teknologi seperti gas capture dan gas reinjection digunakan untuk menangkap gas yang biasanya dibakar dan menggunakannya kembali untuk keperluan produksi, atau menyimpannya kembali di dalam reservoir bawah tanah. Hal ini tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga memaksimalkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
2. Penggunaan Energi Terbarukan
Langkah lain dalam upaya dekarbonisasi PGN Saka adalah meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dalam operasionalnya. Meskipun perusahaan ini berfokus pada eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, PGN Saka telah mulai mengadopsi energi terbarukan, seperti tenaga surya, untuk mendukung operasional lapangan.
Penggunaan panel surya di beberapa fasilitas produksi merupakan langkah signifikan yang tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga mengurangi biaya operasional dalam jangka panjang. Selain itu, energi terbarukan ini tidak menghasilkan emisi karbon, sehingga membantu PGN Saka mencapai target dekarbonisasi yang lebih ambisius.
3. Efisiensi Energi
Efisiensi energi merupakan aspek kunci lainnya dalam strategi dekarbonisasi PGN Saka. Dengan mengoptimalkan penggunaan energi dalam seluruh proses produksi, perusahaan dapat mengurangi konsumsi energi sekaligus mengurangi emisi yang dihasilkan. PGN Saka telah berinvestasi dalam teknologi canggih untuk memastikan bahwa setiap tahap produksi dilakukan dengan efisiensi maksimal.
Misalnya, teknologi pemantauan energi real-time memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area di mana terjadi pemborosan energi dan mengambil tindakan segera untuk memperbaikinya. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya mengurangi jejak karbonnya, tetapi juga mengurangi biaya operasional.
4. Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS)
Salah satu teknologi paling menjanjikan dalam upaya dekarbonisasi adalah Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), atau teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon. CCUS memungkinkan perusahaan untuk menangkap karbon dioksida yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil dan menyimpannya secara aman di bawah tanah, sehingga tidak terlepas ke atmosfer.
PGN Saka tengah mengeksplorasi peluang untuk mengimplementasikan teknologi CCUS di fasilitas-fasilitas produksinya. Selain itu, perusahaan juga mempertimbangkan penggunaan karbon yang telah ditangkap untuk keperluan lain, seperti meningkatkan produksi minyak (enhanced oil recovery) atau memanfaatkan CO2 dalam proses industri lainnya. CCUS dapat menjadi alat penting dalam mencapai target emisi nol bersih (net-zero emissions) yang dicanangkan oleh banyak negara di seluruh dunia.
Komitmen PGN Saka Terhadap Lingkungan
PGN Saka menyadari bahwa untuk mencapai dekarbonisasi yang efektif, diperlukan komitmen jangka panjang dan investasi yang signifikan dalam penelitian, pengembangan, dan teknologi. Oleh karena itu, perusahaan ini telah berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan investasi dalam infrastruktur yang mendukung transisi energi yang lebih hijau.
Selain itu, PGN Saka juga berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga internasional, serta mitra industri, untuk mempercepat proses dekarbonisasi di Indonesia. Melalui kolaborasi ini, PGN Saka berharap dapat berkontribusi pada pencapaian target nasional untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030, sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contributions (NDC) Indonesia.
Tantangan dan Peluang
Tentu saja, perjalanan menuju dekarbonisasi tidaklah mudah dan penuh dengan tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah biaya yang diperlukan untuk mengimplementasikan teknologi-teknologi baru seperti CCUS dan energi terbarukan. Selain itu, transisi ini juga memerlukan perubahan dalam regulasi, kebijakan, dan mindset di seluruh sektor energi.
Namun, tantangan ini juga membuka peluang besar bagi PGN Saka. Dengan menjadi pionir dalam dekarbonisasi di Indonesia, perusahaan ini dapat meningkatkan reputasinya sebagai pemimpin dalam keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Selain itu, dekarbonisasi juga menawarkan peluang bisnis baru, seperti pengembangan teknologi hijau dan diversifikasi portofolio energi.
Kesimpulan
Dekarbonisasi merupakan langkah strategis yang diambil oleh PGN Saka untuk memastikan keberlanjutan operasionalnya sekaligus berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim. Dengan mengadopsi teknologi rendah karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan mengembangkan inisiatif energi terbarukan, PGN Saka menunjukkan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi jangka panjang dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Sebagai salah satu pemain utama dalam industri energi Indonesia, PGN Saka memegang peran penting dalam memimpin transisi menuju energi yang lebih hijau. Dengan strategi yang jelas dan komitmen yang kuat, perusahaan ini tidak hanya berupaya mencapai target dekarbonisasi, tetapi juga menginspirasi industri energi lainnya untuk mengikuti jejak serupa dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan.